IMAN KEPADA ALLAH SWT

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang percaya kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah Swt. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Hujurat, ayat 15)

Rukun iman yang pertama adalah beriman kepada Allah Swt. (Amantu billah), yakni mengimani bahwa Allah Swt Maha Ada dan Maha Esa. Dia-lah zat yang menjadikan seluruh makhluk dan alam semesta dari tiada menjadi ada. Hanya Allah Swt zat yang patut untuk disembah, tidak ada Tuhan lain selain Dia. Suci dari segala kekurangan. Dia-lah pemilik segala kesempurnaan.

Sifat-sifat Allah Swt terdiri atas 3 macam, yaitu

  1. Sifat Wajib
  2. Sifat Mustahil
  3. Sifat Jaiz

Sifat Wajib Allah Swt terbagi dalam empat golongan, yaitu:

  1. Sifat Nafsiyyah
  2. Sifat Salbiyah
  3. Sifat Ma`ani
  4. Sifat Ma`nawiyah
  1. Sifat Nafsiyah ada satu yaitu Wujud: Maha Ada.
  1. Sifat Salbiyah terbagi menjadi lima yaitu:

Qidam, Baqa, Mukhaalafatul lil-hawaadits, Qiyamuhu bi nafsihi, Wahdaniyyah,
Makna dari sifat-sifat tersebut: Qidam: Adanya Allah Swt tidak berawal (terdahulu). Baqa: Allah Swt kekal abadi, tidak memiliki akhir. Mukhaalafatul lil-hawaadits: Allah Swt tidak menyerupai makhluk-Nya. Qiyamuhu bi nafsihi: keberadaan-Nya tidak memerlukan sesuatu apapun. Wahdaniyyah: Esa (tidak memiliki sekutu) dalam Zat-Nya, Sifat-Nya dan Fiil-Nya.

  1. Sifat Ma’ani terbagi menjadi 7 yaitu:

Qudrah, Iradah, Ilmu, Hayat, Sami’, Bashar, Kalam
Makna dari sifat-sifat tersebut: Qudrah: Kekuasaan Allah Swt mutlak atas segala sesuatu. Iradah: Allah Swt Maha Berkehendak atas segala yang diciptakan-Nya. Ilmu: Allah Swt mengetahui segala sesuatu. Hayat: Allah Swt Maha Hidup. Sami’: Allah Swt dapat mendengar segala sesuatu. Bashar: Allah Swt dapat melihat segalanya. Kalam: Allah Swt Maha Berfirman (dalam kitab-kitabNya).

  1. Sifat Ma’nawiyyyah
  1. Kaunuhu Qadiran : Maha Kuasa.
  2. Kaunuhu Muridan : Maha Berkehendak.
  3. Kaunuhu ‘Aliman : Maha Mengetahui.
  4. Kaunuhu Hayyan : Maha Hidup.
  5. Kaunuhu Sami‘an : Maha Mendengar.
  6. Kaunuhu Bashiran : Maha Melihat.
  7. Kaunuhu Mutakallimen : Maha Berfirman.

SIFAT JAIZ BAGI ALLAH SWT

Sifat jaiz bagi Allah adalah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada zat Allah. Contohnya boleh atau mungkin bagi Allah menciptakan langit, bumi, matahari dll. dan dilain pihak boleh atau mungkin juga bagi Allah untuk tidak menciptakannya.

Mengenal Allah Swt (ma’rifatullah) dapat dimulai dengan mengenal sifat-sifat tersebut.

Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui bagaimana Zat Allah Swt yang Maha Agung. Berpikir tentang zat Allah Swt tidak diperbolehkan (haram). Karena hal tersebut tidak mungkin dapat dilakukan oleh akal manusia yang terbatas. Allah Swt Maha Suci dari segala yang ada dalam pikiran manusia mengenai zat-Nya dan sifat-sifatNya.

Posted in Ngaji | Leave a comment

ZUHUD

“Aku heran kepada orang yang bekerja untuk kehidupan dunia yang selalu menipunya, padahal dia  percaya akan adanya kehidupan akhirat yang kekal”. (HR. Baihaqi, Syu’abul iman)

Zuhud adalah berusaha untuk mendapatkan kenikmatan akhirat dan keridhaan Allah semata, dengan meninggalkan kelezatan dunia dan menjaga diri dari segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah Swt.

Zuhud bukan berarti malas untuk mendapatkan keuntungan duniawi saja dengan meninggalkan usaha, bukan juga dengan meninggalkan segala macam fasilitas dan kegunaannya, akan tetapi zuhud adalah tidak menggantungkan hati pada kenikmatan dunia yang ia gapai dengan jalan yang tidak disyariatkan oleh agama. Ibnu mubarak  Ra berkata kepada orang yang memangilnya dengan panggilan “zahid” (Orang yang zuhud), “Bagaimana aku bisa termasuk kategori orang yang zuhud, padahal tak sedikitpun harta benda yang saya miliki”. Contoh orang yang zuhud adalah khalifah Umar bin Abdul Aziz. Dalam keadaan beliau mempunyai kekuasaan dan kerajaan, tak membuatnya menjadi cinta akan kehidupan duniawi belaka.

ZUHUD ADA TIGA TINGKATAN:

1. Meninggalkan perkara yang haram. İni  merupakan zuhudnya orang awam.
2. Meninggalkan harta yang melebihi dari kebutuhannya. Dan ini adalah zuhudnya orang-orang yang khas (pilihan).
3. Meninggalkan (Ma Siwa) segala sesuatu yang bisa menyebabkan lupa kepada  Allah Swt. Dan ini adalah zuhudnya orang-orang pilihan dari yang terpilih.

Orang yang mampu meninggalkan sesuatu yang membuat lalai kepada Allah Swt, tanpa israf dia belanjakan hartanya, maka itu merupakan Ihsan (kebaikan) yang Makbul (diterima). Oleh karena itu, semestinya orang tersebut patut bersyukur dan memuji Allah Swt. Mendapatkan rizki dari yang halal, untuk tidak bergantung kepada orang lain. Itu adalah dari sebagian pondasinya wara’ dan takwa. Bagi seorang muslim, harta benda itu bukanlah suatu hal yang buruk. Bahkan sebaliknya, manusia yang hidup di muka bumi ini diwajibkan untuk berusaha dan berikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Rasulullah Saw bersabda, “Seorang muslim yang bekerja dengan tujuan untuk mendapatkan rizki yang halal kemudian dia lelah pada malam harinya, maka tidaklah dia lelah pada malam  itu melainkan Allah mengampuni segala dosanya.”

Kebanyakan dari para sahabat rasul mempunyai harta kekayaan yang melimpah, Zubair dan Talha Ra Memiliki cukup banyak kekayaan. Di kufah, basrah, dan madinah mereka membuat permukiman yang cukup lumayan bagus, padahal mereka tergolong orang-orang yang sangat takwa dan wara. Kekayaannya tidak menjadi penghalang untuk beribadah dan taat kepada Allah Swt. Mereka juga termasuk sebagian dari asyara mubassyarah, dengan diberikannya kabar gembira sebagai calon ahli surga tidak menjadikan mereka meninggalkan harta benda dunia.

Posted in Ngaji | Leave a comment